Pengujian Kadar Lumpur Pada Agregat Halus
Menurut SNI – 03 -2847 – 2002 Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku pijar, yang dipakai bersama – sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan hidraulik. Agregat di bagia menjadi dua yaitu agregat halus dan agregat kasar, agregat halus menurut SNI – 03 -2847 – 2002 adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. Agregat kasar menurut SNI – 03 -2847 – 2002 adalah kerikil sebagai hasil disentegrasi ‘alami’ dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyail ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. Menurut PBI 1971 yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui atau lolos ayakan 0.075 mm. Lumpur pada agregat halus tidak boleh melebihi 5% dan 1% untuk agregat halus, kandungan lumpur yang melampaui batas pada agregat akan meyebabkan bertambahnya kebutuhan air dalam pembuatan beton, disamping itu akan menyebabkan berkurangan ikatan antara pasta semen dengan agregat sehingga turunnya kekuatan beton dan penambahan penyusutan.
Sebelum pekerjaan pembuatan beton/ adukan di mulai, agregat harus dilakukan pengujian kadar lumpur hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa agregat tersebut dapat digunakan langsung sebagai campuran beton/ adukan atau agregat tersebut harus di cuci terlebih dahulu sebelum menjadi campuran beton/ adukan. Disini akan di contohkan pengecekan kadar lumpur pada agregat halus, alat dan material yang digunakan yaitu gelas ukur, pengaris, agregat halus (pasir), air bersih. Langkah pengecekan kadar lumpur.
- Ambil sampel pasir dilapangan yang akan dilakukan pengujian.
- Masukan pasir pada gelas ukur.
- Masukan air bersih kedalam gelas ukur.
- Gelas ukur dikocok dengan menutup mulut gelas ukur, fungsinya agar agregat halus dan lumpur terpisah.
- Setelah itu gelas ukur di diamkan ditempat yang aman dan biarkan selama 24 jam
- Kemudian lakukan pengukuran nila A (Tinggi Lumpur) dan B ( Tinggi Pasir )
Rumus :
Contoh:
Pada proyek A akan dilakukan pengecekan kadar lumpur, dimana sampel pasir dimasukan kedalam gelas ukur secukupnya, lalu air bersih dimasukan ke gelas ukur lebih banyak atau tinggi dari pada pasir, tutup mulut gelas ukur dengan material yang tidak menyerap air dan kocok gelas ukur agar pasir dan air bercampur, setelah itu diamkan gelas ukur yang sudah berisi pasir dan air selama 24 jam, setelah 24 jam di diamkan cek ketingian pasir dan lumpur.
Misalkan di dapat nilai A : 40 Cm dan nilai B: 37 Cm berapa kadar lumpurmya ?
% = (40 – 37) / 40 x 100% = 7,5 % ( Pasir harus dilakukan pencucian terlebih dahulu karena kadar lumpurnya diatas 5% ).
Untuk teman – teman yang membaca tulisan pada blog saya, jika ada salah dalam penulisan atau kesalahan dalam langkah pekerjaan mohon di maafkan dan tolong bantu dikoreksi. Terima kasih.
Post a Comment for "Pengujian Kadar Lumpur Pada Agregat Halus"