Agregat
Agregat
Agregat adalah salah satu bahan pengisi yang digunakan dalam
proses pembuatan beton, agregat yang
digunakan sebagai pengisi beton haruslah agregat dengan mutu baik. Agregat
memiliki ronga – ronga/ pori –pori di mana ronga – ronga dan pori – pori tersebut
dapat terisi oleh air dan udara di mana air dan udara tersebut dapat
mempengaruhi proses pembuatan beton.
Agregat
dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Agregat Kasar (Coarse Agregate)
adalah
agregat yang butiran tertahan pada ayakan 4.75 mm.
2. Agregat Halus (Fine Agregate)
Adalah
agregat yang butiran lolos pada ayakan 4.75 dan tertahan pada ayakan on. 200
(0.075 mm).
Pengambilan
sampel agregat dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1. Cara Quatering
adalah
pengujian tanpa alat khusus, pengujian yang sangat sederhana bisanya dilakukan
di lapangan karena pengerjaannya mudah yaitu dengan cara mengaduk – aduk
agregat yang akan kita ambil sebagai contoh benda uji lalu dibagi menjadi 4
bagian di mana banyaknya kurang lebih sama, bagian yang berseberangan dicampur
dan dijadikan 1 (satu) bagian dan diambil sebagai benda uji, jika bahan
tersebut belum sesuai dengan yang dibutuhkan maka lakukan kembali cara yang
tadi sehingga benar – benar mendapatkan bahan yang dibutuhkan. (Metode cara
pengetesan bisa dilihat di google)
2. Cara Riffle Sample
adalah
pengujian menggunakan alat khusus yang disebut splitter, alat ini dapat digunakan untuk membagi agregat menjadi 2
(dua) bagian, di mana bila hasil penggunaan alat ini kurang maksimal, dapat
diulangi cara ini sampai mendapatkan hasil yang maksimal. (Metode cara
pengetesan bisa dilihat di google)
Kedua cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan agregat yang
merata, antara agregat kasar dan halus.
Setelah tadi di bahas mengenai agregat kasar, halus dan cara
pengujian mendapatkan agregat halus dan kasar, sekarang akan dibahas kandungan
air pada agregat. Kandungan air pada agregat yang mungkin terjadi dibagi
menjadi 4 (empat) yaitu : Agregat dalam keadaan basah, SSD, kering udara dan
kering oven.
Dalam pembuatan beton, air yang diserap oleh agregat akan
tetap berada dalam agregat, sedangkan air bebas akan bercampur dengan semen dan
dapat berfungsi sebagai air pembentuk pasta semen. Air bebas ini akan
mempengaruhi faktor air semen ( w / c ) rasio dari beton yang akan dibuat.
Berat jenis SSD adalah perbandingan berat benda (agregat)
pada keadaan jenuh air murni pada volume yang sama pada suhu tertentu.
Penyerapan air adalah jumlah air dalam agregat yang diserap
dari keadaan kering mutlak (oven) sampai ke keadaan jenuh air. Kering muka
dinyatakan dalam persen berat kering. Dari pengujian kadar air agregat di
lapangan maka dapat dihitung jumlah air yang perlu ditambahkan atau dikurangi (
koreksi kadar air lapangan).
Berat jenis kering (curah) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu 250C.
Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) adalah perbandingan
antara berat agregat jenuh kering permukaan dan berat air suling yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 250C.
Berat jenis semu (apparent)
adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 250C.
Penyerapan air (water
absorption) adalah banyaknya air yang dapat diserap oleh agregat dari kondisi kering oven kepada
kondisi jenuh kering permukaan (SSD) yang dinyatakan dalam persen terhadap
berat agregat kering oven.
Berat jenis dan penyerapan air agregat perlu diketahui,
selain menentukan mutu agregat juga
diperlukan dalam perancangan campuran dan pengendalian mutu beton.
Untuk teman – teman ini
adalah salah satu tulisan modul yang diketik kembali saat kuliah dan tulisan
yang saya baca dari beberapa sumber, jika ada salah dalam penulisan mohon di
maafkan dan tolong bantu dikoreksi. Terima kasih.
Post a Comment for "Agregat "